Konsep Perdamaian Menurut Mahatma Gandhi dan Relevansinya Bagi Kehidupan Bermasyarakat Di Indonesia
Oleh
Fransiskus F. Soni
(Mahasiswa Fakultas Filsafat
Unwira)
Manusia pada dasarnya suka akan
perdamaian. Ketika suatu negara berada dalam situasi kacau seperti perang,
selalu ada usaha dari warga negaranya untuk keluar dari situasi perang
tersebut. Usaha untuk keluar dari situasi kacau ini menunjukan bahwa manusia
merasa tidak aman bila kehidupan mereka diusik oleh hal-hal yang dapat
menimbulkan perpecahan. Suatu situasi hidup yang kacau melahirkan orang-orang
hebat. Misalnya, bangsa Indonesia memiliki banyak pahlawan yang berjasa karena
kegigihan mereka dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia dari
negara-negara penjajah. Mereka adalah orang-orang yang berusaha menciptakan
perdamaian sekalipun harus kehilangan nyawa.
Perdamaian merupakan topik yang
masih sangat relevan untuk dibahas sampai sekarang. Fakta membuktikan bahwa
konflik masih sering terjadi baik di Indonesia maupun di negara lain. Banyak
keputusan dan tindakan yang tidak adil sering memicu timbulnya konflik.
Perbedaan kepentingan dan ideologi pun kadang menjadi sumber konflik. Ada
banyak kelompok yang merasa diri paling benar sehingga menganggap rendah
kelompok lain. Oleh karena itu, perdamaian masih perlu diwartakan.
Saat ini bangsa Indonesia sedang
mengalami konflik yang berkepanjangan. Demonstrasi mahasiswa sering
berujung pada kerusuhan bahkan sampai menyebabkan kematian. Pertentangan (conflict) mungkin pula menjadi sebab
terjadinya perubahan sosial dan kebudayaan. Pertentangan-pertentangan
bisa saja terjadi antara individu dengan kelompok atau antara kelompok dengan
kelompok. Indonesia mempunyai masyarakat yang bersifat kolektif. Segala
kegiatan didasarkan pada kepentingan masyarakat. Kepentingan individu walaupun
diakui, tetapi mempunyai fungsi sosial. Tidak jarang timbul pertentangan antara
kepentingan individu dengan kepentingan kelompoknya, yang dalam hal-hal
tertentu dapat menyebabkan perubahan-perubahan.
Mahatma Gandhi adalah salah satu
tokoh yang sangat berpengaruh dalam memperjuangkan perdamaian di dunia pada
umumnya dan di India pada khususnya. Gandhi memiliki metode yang unik dalam
memperjuangkan perdamaian dan keadilan dengan prinsip ahimsa yang berarti anti
kekerasan. Ia
berusaha membangkitkan semangat rakyat India agar bangkit melawan penjajah.
Perlawanan terhadap penjajah yang Gandhi maksudkan bukan melalui perang tetapi
dengan cara damai atas prinsip ahimsa.
Mahatma Gandhi sebagai tokoh
nasionalis India berpendapat bahwa sangat baik jika masing-masing orang
mempunyai sikap terbuka terhadap orang lain. Menurutnya, setiap orang memang
harus mewujudkan kebenaran. Hidup manusia harus senantiasa berpusat pada
kebenaran (truth centered). Kebenaran
yang wajib kita wujudkan itu bukanlah kebenaran orang lain, bukan pula
kebenaran yang jauh dari kita, tetapi kebenaran seperti apa yang kita dengarkan
dalam suara di dalam diri kita tersebut. Konsekuensinya, yang kita kerjakan
adalah kebenaran yang kita ketahui saja. Kita bertanggung jawab penuh atas
kebenaran itu, dan kita harus memegang teguh serta membela kebenaran itu.
Gandhi
adalah sosok revolusioner yang berjuang membela hak-hak hidup masyarakat India.
Tidak hanya di India saja, tetapi ia juga berkeliling untuk membela hak hidup
bangsanya yang berada di negara lain seperti di Inggris dan juga bahkan sampai
ke Afrika Selatan. Ia membawa suatu paham yang baru yaitu paham tentang
perdamaian. Ia membela hak hidup bangsanya bukan melalui perang melainkan
melalui perdamaian.
Satyagraha
yang merupakan prinsip perjuangan Gandhi kini ditetapkan sebagai prinsip
gerakan kongres untuk mencapai kemerdekaan India. Gandhi terus berjuang
meskipun banyak kegagalan yang ia dan para pejuang lainnya peroleh. Ahimsa dan satyagraha adalah prinsip yang senantiasa melekat dalam
perjuangannya. Banyak aksi damai yang dibuat oleh Gandhi bersama para
pengikutnya sebagai bentuk perlawanan terhadap ketidakadilan yang dialami oleh
rakyat India. Masuk penjara adalah hal biasa bagi Gandhi.
Mahatma Gandhi dikenal sebagai salah
satu tokoh nasionalis India yang berjuang melawan bangsa Inggir sebagai
penjajah dengan prinsip yang terkenal yaitu ahimsa.
Istilah yang mempuntai arti tanpa kekerasan ini sangat melekat dalam diri
seorang Gandhi. Selain ahimsa, ada
beberapa pemikiran cemerlangnya yang lain.
Kata ahimsa merupakan sebuah kombinasi dari kata Sanskrit “himsa” ditambah dengan awalan “a".
Ahimsa biasanya diterjemhkan sebagai
usaha tanpa kekerasan. Secara etimologis “himsa"
berasal dari kata "hims"
yang berarti melukai atau membunuh. Kemudian arti ini berkembang menjadi usaha
penolakan atau suatu usaha pembunuhan atau kehendak untuk melukai. Ahimsa mempunyai dua arti yaitu arti
positif dan arti negatif. Ahimsa dalam
arti positif berarti kasih sayang dan belas kasih yang terbesar. Ahimsa yang positif haruslah mengandung
kebenaran dan ketakgentaran. Ahimsa
merupakan ekspresi hati manusia yang penuh cinta. Jika hati manusia sudah
diliputi cinta maka dengan sendirinya ia tidak akan membunuh, melukai sesama
sekalipun ia adalah musuh terbesar.
Ahimsa adalah cinta kasih
kepada semua orang bahkan kepada pelaku kejahatan. Pernyataan ini harus
ditanggapi secara kritis. Mencintai pelaku kejahatan tidak sama dengan mencintai
perbuatan jahat. Pelaku kejahatan adalah juga mahluk hidup yang harus dicintai.
Hal yang harus diserang adalah perbuatan jahatnya sedangkan orang harus tetap
dianggap sebagai saudara. Sebab balas dendam hanya dapat memperbesar tindakan
kejahatan.
Ahimsa, ”kekuatan cinta"
atau ”kekuatan nir-kekerasan" merupakan penghormatan kepada semua bentuk
kehidupan. Ini adalah sebuah pandangan atau ajaran agama yang telah memiliki
sejarah panjang dan bisa diartikan bahwa setiap orang, baik perempuan maupun
laki-laki, harus menghindari kejahatan dengan menarik diri dari kehidupan dunia
atau bahwa mereka harus berjuang memerangi kejahatan dengan melakukan
perbuatan-perbuatan baik di dunia.
Bagi Gandhi, ahimsa bukan hanya sekedar tingkatan tidak melakukan penyerangan
secara negatif tetapi tingkatan cinta yang positif, berbuat baik bahkan kepada
pelaku kejahatan. Gandhi meyakini bahwa hanya cinta, atau nir-kekerasan, yang
akan bisa menaklukkan kejahatan, di mana pun dia berada dalam diri orang-orang
atau tatanan hukum, dalam masyarakat atau pemerintahan.
Gandhi adalah sosok yang terbuka
bagi semua orang. Kepribadiannya yang terbuka bagi semua orang tampak dalam
perjuangannya untuk membebaskan bangsa India dari penjajahan bangsa Inggris.
Sebelum berjuang melawan bangsa Inggris, ia terlebih dahulu berjuang mempersatukan
bangsanya. Bangsa India adalah bangsa yang multikultural. Bangsa yang terdiri
dari berbagai agama, budaya, etnis dan golongan. Gandhi berusaha meyakinkan
orang-orang India agar tidak melihat perbedaan sebagai sekat yang dapat
memisahkan mereka.
Gandhi mempunyai prinsip bahwa
semua manusia adalah saudara. Ia selalu berusaha merangkul semua warga India
sebagai satu bangsa untuk bersama sama berusaha melawan semua bentuk
ketidakadilan yang dilakukan oleh pemerintahan Inggris di India. Ia bergaul
dengan semua orang tanpa melihat perbedaan. Semua gerakan perlawanan secara
damai yang ia lakukan terbuka bagi setiap warga India. Ahimsa dan satyagraha
yang adalah prinsip perjuangan Gandhi, boleh dihayati oleh siapa saja yang
mencintai kedamaian.
Kriteria untuk menjadi pencinta
damai bagi semua manusia cukuplah berkehendak baik. Orang yang menanggapi usaha
perdamaian secara positif adalah mereka yang berkehendak baik. Sebaliknya
orang-orang yang tidak berkendak baik seperti para penjajah akan merasa terusik
dengan usaha untuk menciptakan keadaan damai di tengah lingkungan sosial
mereka. Sebab ciri khas dari kedamaian adalah nirkekerasan dan tidak adanya
paksaan. Sedangkan para penjajah suka menindas dan memaksakan kehendak kepada
orang lain. Hal inilah yang menyebabkan mengapa usaha perdamaian yang
diperjuangkan oleh Gandhi membutuhkan waktu yang sangat lama. Usaha paling
sulit dalam menciptakan perdamaian adalah mengubah mindset orang-orang tidak
berkendak baik untuk mencintai kedamaian.
Pada dasarnya usaha untuk
menciptakan kedamaian di dunia tidak akan pernah selesai. Sebab kedamaian
adalah kata yang rapuh. Kedamaian rentan di depan politik kepentingan, tidak
berdaya di hadapan kebencian, menderita dihardik permusuhan dan musnah
berantakan dilumat peperangan. Kedamaian terlalu sering diabaikan apalagi di
tengah-tengah persaingan yang membutuhkan hasil kalah dan menang, ia akan
dipinggirkan. Kedamaian hanya dicari saat manusia sampai pada kesadaran bahwa
kedamaian telah hilang, saat penderitaan dan kehancuran bertumpuk melebihi rasa
senang dari sebuah kemenangan.
Mencintai musuh adalah hal yang
sulit untuk dilakukan dalam sebuah proses penyelesaian pertikaian atau
peperangan. Sulit untuk dilakukan tidak berarti tidak bisa dilakukan. Mahatma
Gandhi telah berhasil membuktikan kepada dunia bahwa ia dapat mencintai musuh
untuk mengakhiri sebuah pertikaian. Perdamaian merurut Gandhi adalah perdamaian
yang didasarkan atas sikap saling mencintai baik antara sesama kawan maupun
terhadap lawan. Hal ini tampak dalam prinsip ahimsa.
Hak-hak asasi manusia mempunyai
komitmen yang sama kepada cita-cita tentang martabat politik yang setara untuk
semua orang. Lebih dari itu, kaidah-kaidah hak asasi internasional manusia,
menuntut pemerintahan yang demokratis. Demokrasi bertujuan untuk untuk
memberdayakan masyarakat, guna menjamin agar merekalah dan bukan satu kelompok
tertentu dalam masyarakat, yang memerintah. Demokrasi mengalokasikan kewenangan
kedaulatan kepada masyarakat, karena merekalah yang berdaulat, bebas untuk
menentukan berbagai sistem politik, ekonomi, sosial dan budayanya sendiri.
Indonesia adalah negara kedaulatan
yang dibentuk setelah sekian lama dijajah oleh bangsa Belanda dan Jepang.
Setelah kemerdekaan pada tahun 1945 bangsa Indonesia mulai menata kehidupan
berbangsa dan bernegara. Perjuangan bangsa Indonesia untuk menciptakan
Indonesia yang damai belum selesai. Perjalanan kehidupan dan pembangunan bangsa
Indonesia diwarnai dengan beragam peristiwa dalam berbagai segi kehidupan
seperti ekonomi, sosial, budaya dan hukum.
Ada banyak hal positif dalam
pembangunan kehidupan berbangsa dan bernegara yang patut dibanggakan. Namun,
ada pula peristiwa-peristiwa yang menjadi cerita kelam bagi perjalanan
kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Peristiwa-peristiwa tersebut
ada di antaranya yang mengancam keamanan dan kerukunan hidup masyarakat.
Indonesia sebagai sebuah negara
yang multikultural perlu menjaga perdamaian. Bangsa Indonesia perlu belajar
dari sosok Mahatma Gandhi sebagai sosok yang cinta akan perdamaian. Spirit
nasionalisme menjadi syarat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini
tercermin pada sila ketiga Pancasila, yang ditandai dengan sikap-sikap seperti
memiliki rasa cinta pada tanah air, bangga menjadi bagian dari bangsa dan
masyarakat Indonesia, menempatkan kepentingan bersama di atas kepentingan
pribadi atau golongan, mengakui dan menghargai sepenuhnya keanekaragaman yang
ada pada bangsa Indonesia, bersedia mempertahankan dan turut memajukan negara
serta menjaga bangsanya, membangun rasa persaudaraan, solidaritas, perdamaian
dan anti kekerasan antar kelompok masyarakat dengan semangat persatuan dan
kesatuan, memiliki kesadaran bahwa bangsa Indonesia merupakan bagian dari
masyarakat dunia sehingga bersedia menciptakan
perdamaian dunia.
Bertolak dari perjuangan Mahatma
Gandhi, rasa cinta kepada negara itu dapat diwujudkan melalui keterlibatan yang
aktif warga negara dalam membangun negara. Dalam konteks Indonesia nasionalisme
itu dapat ditingkatkan melalui penanaman nilai-nilai Pancasila terutama pada
sila ketiga yang dapat diwujudnyatakan dengan menjalankan hak dan kewajiban
secara seimbang. Salah satu hal yang paling getol diperjuangkan oleh Gandhi
adalah menuntut agar masyarakat India dapat menikmati hak-hak mereka baik sebagai
manusia maupun sebagai warga negara sembari tetap mengajak masyarakat India
agar tetap setia melaksanakan kewajiban-kewajiban mereka. Hak dan kewajiban
yang dujalankan secara seimbang memungkinkan keadilan tercipta dalam kehidupan
bersama. Keadilan yang tercipta niscaya melahirkan kedamaian.
Komentar
Posting Komentar