KONSEP YOGA INTEGRAL SRI AUROBINDO SEBAGAI PENYELARAS VITALITAS DAN INTELEKTUALITAS DIRI MANUSIA


Oleh: Serapine Serani Roman

Mahasiswa Fakultas Filsafat UNWIRA Kupang

 

Pendahuluan

Sekarang ini umat manusia sedang mengalami sebuah krisis evolusi di mana tersembunyí sebuah pilihan nasibnya; karena telah dicapai suatu tahap di mana pikiran manusia sudah mencapai arah tertentu dengan kemajuan besar, namun di sísi lain, pikiran manusia mengalami jalan buntu dan bingung, karena tidak lagi dapat menemukan jalannya. Manusia telah menciptakan sebuah sistem peradaban yang sudah menjadi terlalu besar bagi kemampuan mentalnya yang terbatas sebuah pembantu yang terlalu berbahaya bagi ego serta nafsunya yang membuat kesalahan serta kebodohan.

 Akal-budi manusia tidak dapat sampai pada kebenaran terakhir apapun, karena la tidak dapat sampai pada akar benda-benda maupun mencakup keseluruhan rahasianya akal-budi hanya berurusan dengan yang terbatas, yang terpisah, unsur yang terbatas, dan tidak memiliki ukuran untuk semua dan yang tidak terbatas. Akal-budi juga tidak dapat menjadi dasar sebuah kehidupan sempurna bagi manusia atau sebuah masyarakat yang sempurna.  Karenanya, kesempurnaan tidak dapat dicapai melalui ide pikiran mengenal Roh, seperti halnya ia berurusan dengan Hidup.

Ide pikiran yang menangkap kehendak inti dari Roh dan mencoba memberikan sebuah orientasi serta metode yang sadar, sesuai dengan akal-budi kepada daya yang lebih luhur adalah terlalu terbatas, gelap, serta terlalu miskin untuk mengerjakan keajaiban ini.  Akan lebih miskin lagi jika manusia membatasi kesadaran tersebut pada ide pikiran atau sistem ritual agama tertentu, kebenaran intelektual, norma estetis, aturan etika, serta tindakan praktis. Sebenarnya, seperti yang telah kita lihat, pikiran dan intelek bukanlah merupakan kekuatan kunci dari eksistensi manusia.  

Yoga Integral sebagai penyelaras vitalitas dan intelektualitas manusia

Personalitas integral bertujuan menyelaraskan asas tubuh, hidup, dan pikiran. Keselarasan ini akan mempercepat evolusi manusia dari tahap mental ke tahap supranatural. Dalam disertasi berjudul Transformasi Manusia Melalui Yoga Integral: Sebuah Kajian tentang Antropologis Sri Aurobindo. Ia merumuskan tiga usaha untuk mencapai transformasi integral, yakni aspirasi, penolakan, dan penyerahan diri. Jadi, tujuan yoga integral adalah menarik turun energi supranatural agar dapat mengubah serta mengangkat seluruh kodrat manusia, sehingga dapat tercipta manusia sempurna (manusia gnostik) dan hidup Ilahi dalam dunia yang ilahi.

Konsep kebudayaan yang dibangun oleh Sri Aurobindo bertujuan untuk memampukan manusi masuk ke dalam kesadaran yang lebih tinggi kesadaran ilahi atau kesadaran Supramental ilahi di mana tindakan dan penciptaan merupakan ungkapan bukan ketidaktahuan dan ketidaksempurnaan, melainkan kebenaran, terang, Ananda ilahi (kebahagiaan). Tetapi untuk itu, penyerahan pikiran fana, kehidupan dan tubuh pada kesadaran yang lebih tinggi adalah sangat diperlukan, karena terlalu sulit bagi manusia fana untuk melewati upayanya sendiri di luar pikiran pada kesadaran Supramental di mana dynamisme bukan lagi mental tetapi dari kekuatan lain.

Konsep kebudayaan Sri Aurobindo secara esensial adalah bersifat spiritual; pandangannya mengenai kebudayaan spiritual menyelaraskan vitalitas dan intelektualitas. Ia mengusulkan untuk menyatukan kedalaman spiritual sebuah kebudayaan dengan bentuk-bentuk materialnya serta manifestasi tingkah laku manusia. Ia tidak memuliakan kedalaman batin spiritual dengan mengorbankan bentuk-bentuk material lahir. Agar dapat mencapai yang Transenden dan yang tidak terbatas (Infinite), kebudayaan harus menjadi kebudayaan spiritual, yakni ; sesuatu yang jauh lebih dari sekedar pelatihan intelektual, estetis, etis dan praktis.

Relevansi bagi manusia dewasa ini

Masyarakat dewasa ini umumnya mengenal Yoga sebagai aktivitas latihan utamanya asana (postur) bagian dari Hatta Yoga. Yoga juga digunakan sebagai salah satu pengobatan alternatif, biasanya hal ini dilakukan dengan latihan pernapasan, olah tubuh dan meditasi, yang telah dikenal dan dipraktikkan selama lebih dari 5000 tahun. Orang yang melakukan tapa yoga disebut yogisyogin bagi praktisi pria dan yogini bagi praktisi wanita.

Sri Aurobindo berpendapat bahwa Brahman ilahi bermanifestasi sebagai realitas empiris melalui atau permainan ilahi. Alih-alih menyatakan bahwa dunia yang kita alami adalah ilusi ( māyā ), Aurobindo berpendapat bahwa dunia dapat berevolusi dan menjadi dunia baru dengan spesies baru, jauh di atas spesies manusia seperti halnya spesies manusia berevolusi setelah spesies hewan. Karena itu, dia berpendapat bahwa tujuan akhir dari latihan spiritual tidak hanya pembebasan dari dunia ke dalam Samadhi tetapi juga menjadi tujuan turunnya Tuhan ke dunia untuk mengubahnya menjadi keberadaan Tuhan.

Dengan demikian, ini merupakan tujuan Yoga Integral. Mengenai involusi kesadaran dalam materi, ia menulis bahwa: “Keturunan ini, pengorbanan Purusha ini, Jiwa Ilahi yang menyerahkan dirinya pada Kekuatan dan Materi sehingga dapat menginformasikan dan menerangi mereka adalah benih penebusan dunia Ketidaksadaran ini dan Ketidakpedulian. 

Dengan pengetahuan sejati akan dicapai keberhasilan di alam bumi (Dunia), di alam dewata (Sorga), dan jagat semesta halus (Brahmaloka). Pengetahuan sejati berbeda dengan pengetetahuan intelek yang terbentuk melalui proses bertanya secara skeptis (thesis, antithesis, dan sinthesis), melainkan dengan memunculkan kesadaran terus menerus. Di sinilah ajaran itu bersinggungan dengan Buddha yang mengajarkan manusia bebas dari segala konsep. 

Penutup

Pengembangan yoga integral penuh terdiri dari dua bagian: tujuan yoga standar untuk naik ke dalam diri yang tak berbentuk dan abadi, dan turunnya dan pembentukan kesadaran supramental ke dalam kehidupan duniawi. Melalui yoga integral, seseorang mewujudkan Supermind. Kesadaran supramental mengubah seluruh makhluk dan mengarah pada ramalan dari dunia material.

Jadi, tujuan yoga integral adalah menarik turun energi supranatural agar dapat mengubah serta mengangkat seluruh kodrat manusia, sehingga dapat tercipta manusia sempurna (manusia gnostik) dan hidup Ilahi dalam dunia yang ilahi. Setiap eksistensi individu dalam kehidupan berperan dalam terungkapnya eksistensi. Makhluk Gnostik dapat bekerja sama untuk menciptakan kehidupan bersama yang baru. Kehidupan baru ini lebih unggul dari cara keberadaan saat ini. Massa kritis “individu gnostik” semacam itu dapat menciptakan fondasi kehidupan dan tatanan sosial yang baru. Ini akan mengarah pada kesatuan, kebersamaan, dan harmoni yang lebih besar.






Komentar