Manifestasi Kesadaran Diri Perspektif Sri Aurobindo

 

Penulis:

Andronikus Bouk

(Mahasiswa Fakultas Filsafat Universitas Katolik Widya Mandira Kupang)

            Manusia adalah makluk sosial. Manusia yang membangun relasi hidup sosialnya dengan menggunakan akal budi sebagai dasar mencari dan menemukan kebenaran dalam hakekat yang sebenarnya. Jelas bahwa mencari dan menemukan kebenaran merupakan tindakan kebebasan mencari apa yang dikehendaki oleh dirinya sendiri.

            Hakekat hidup manusia setelah mencari dan menemukan kebenaran tentu cara pandang setiap taraf pergumulan manusia memiliki siklus hidup yang berbeda. Sehingga sesungghnya dapat menjadi refleksi bahwa membangun suatu kebenaran dengan mencari dan menemukan bukan suatu hasil yang gampang dicapai akan tetapi perlu menyimaki akan proses perjalanan mencari kebenaran. Sebab pasti banyak problem yang ditemukan bahkan rasa terjebak menjadi suatu tanggung jawab yang perlu dipikul untuk tetap menjaga harkat atau pun martabat sebagai manusia.

            Penulis menjelaskan secara singkat jati diri Sri Aurobindo yang lahir 15 Agustus 1872. Ia adalah seorang filsuf India dengan status yang dikenal sebagai penyair dan nasionalis. Dengan status yang dikenakan ini, Ia begabung dengan gerakan India untuk merdeka dari pemerintahan Inggris. Untuk itu Ia menjadi salah satu pemimpin yang berpengaruh secara khusus yang ditemukan oleh dirinya, yang sebagaimana Ia menjadi pembaharu spiritual, dengan memperkenal suatu gebrakan baru dengan visi tentang kemajuan dan kemajuan manusia.

Konsep dasar dari Sri Aurobindo memberi para pencari peta jalan untuk menemukan kebenaran dan hakikat yang sebenarnya. Setelah penemuan itu dibuat, dia mengundang mereka untuk mengubah dunia menjadi kerajaan surga di bumi. Prinsip-prinsip luas dari pencarian yang dia dukung sudah jelas, diantaranya: 1. Manusia harus mulai dengan melepaskan diri dari permukaan kepribadian, waktu, ruang, ego dan egoisme. 2. Manusia harus melepaskan diri dari kesadaran konstruktif dari pikiran dan kesadaran yang terbagi. 3. Manusia harus menemukan pusat psikisnya yang merupakan pintu masuk rahasia ke pendakian dalam nilai kesadaran yang lebih tinggi. 4. Manusia harus naik kembali dan menempatkan dirinya dalam kesadaran supramental di mana dia akan menemukan kembali Keesaan dari Keberadaan. 5. Manusia harus bertindak dari ketenangan kesadaran yang memungkinkannya untuk hidup dalam status dan ekstensi secara bersamaan. 6. Manusia harus bertindak dari pusat itu sebagai titik manifestasi kesadaran diri dengan mengubah kehidupan di bumi menjadi kehidupan surga di bumi-Tuhan dalam manifestasi.

Nampak Sri Aurobindo mampu memberi pengaruh saat berkarya dan pada akhirnya ia menemukan visinya, lalu ia memperkenal tema sentral visinya bahwa evolusi kehidupan manusia menjadi kehidupan ilahi sehingga dapat disimak bahwa kesadaran menanamkan nilai spiritual benar-benar dipercaya, dan tentu hal ini, mencerminkan sikap manusia yang berubah dan sekaligus dapat membebaskan diri, karena tahu bahwa manifestasi kesadaran diri menjadi suatu penelitan khusus dalam diri kita manusia, dengan membuktikan kebenaran yang ditemukan oleh diri kita yang sekaligus memungkinkan ada kehidupan ilahi di bumi.

Sikap manusia untuk menanggapi manifestasi kesadaran diri dalam menghadapi situasi zaman ini, tentu perlu membina diri sendiri lalu kemudian bisa membina sesama yang memang perlu dicegah dan mulai membuka diri. Hal ini tidak mau menciptakan keegoisan, keangkuhan dan arogan yang berlebihan. Tentu saja perlu menyimaki manifestasi kesadaran diri dari yang ilahi sebagai pelajaran spiritual dalam membenahi diri agar tetap adanya penegasan yang lebih baik menuju terciptanya kerukunan diantara lingkungan sekitar kita dan sekaligus menciptakan keadilan dan mampu menegakkan kebenaran yang dicari dan ditemukan dengan segala usaha. Efek memanifestasikan diri merupakan suatu iklim yang mampu merubah pola hidup kita manusia, dengan ketentuan dalam refleksi dan menindaklanjuti dalam tindakan sehari-hari.

Komentar